Rabu, 20 Agustus 2014

Toko Penggalan Masa Lalu

Hari ini aku tak ingin melewatkan waktu sedetikpun. Menikmati setiap inci Kota tercinta. Setiap sudut aku susuri. Tak boleh ada yang tak ku tengok. Bersama kameraku,aku potret semua sisi yang selalu menjadi kenangan dan kini kameraku terfokus pada sebuah toko buku yang masih kukenal. Toko buku favoritku.

Tepatnya favoritku 3 tahun lalu. Aku pasti mencari novel terbaru karya penulis favoritku disini. Dan aku selalu di antar Aldo,kekasihku kala itu. Ya hingga dia mengakhiri hubungan Tanpa alasan! Dan tak lama aku harus pergi ke Jepang meneruskan kuliah.

Tak banyak yang berubah. Toko ini masih tampak sama meski ada yang sudah di renovasi. Kakiku melangkah menuju pintu masuk. Disambut pramuniaga dengan senyum sapa yang manis.

Masih terasa sama,aku seolah hanyut dalam memori 3 tahun lalu. Rasanya kaki ini mengajak ke sudut yang kukenali. Sudut tempat aku dan Aldo dulu selalu membahas sinopsis novel yg akan kubeli. Yang menjadi perhatianku disitu ada seseorang yang tak asing dimataku. Aku hampiri dan ku dekatinya perlahan.

"Aldo" responku terkejut.
"Oh hai Fin,kamu sudah disini?" Jawab Aldo dengan ekspresi sama denganku.
"Yaa. Kamu lagi apa disini?" Tanyaku penasaran.
"Aku? Aku disini nunggu kamu Fin,karena setelah aku tahu kamu ke Jepang. Aku selalu kesini dan berharap kamu juga akan datang kesini." Jawabnya membuatku semakit terkejut.

Aku tak menyangka Aldo seperti ini terhadapku. Padahal aku hanya menganggap dia hanya penggalan masa lalu.

Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti
program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di
Facebook dan Twitter @nulisbuku

Rabu, 11 Juni 2014

Its Crazy

Disaat jingga mulai berganti memerah hingga menghitam dan terlihat benda terang pengganti mentari di atas sana. Belaian angin lembut mengibaskan rambut dikepalanya.

Dan dalam kepalanya tak henti Ia pikirkan seseorang yang Ia sendiri meyakini tak akan pernah memikirkan dirinya hingga sejauh ini.

Ia ambil handphonenya,seperti biasa. Dalam senang atau susah Ia selalu buat status di akun twitternya. Kali ini Ia lebih tertarik meretweet sebuah status yang sesuai dengan harapan juga perasaannya.
"Coba deh kamu nembak aku,aku pasti langsung bilang iya aku mau :D"

Yah seperti inilah dirinya kini. Selalu berharap pada angin yang datangnya sesaat. Berharap angin yang sama kembali lagi.

"Drrrttt Drrrrtt Drrrrttt"
Tiba-tiba benda yang baru saja disimpan langsung bergetar. Langsung Ia lihat dan tak salah lagi. Pesan yang dari dulu selalu ia tunggu bahkan getaran hatinya masih sama seperti saatpertama menerima pesan dari Revan. Pria yang Ia cintai tapi tak pernah bisa Ia miliki. Bagaimana tidak Dia tak berpikir begitu. Revan selalu datang padanya dan terlihat gelisah ketika ada masalah dengan kekasihnya. Dan Revan tak pernah lupa berterimakasih saat saran darinya berhasil membuat hubungannya kembali baik. Padahal dalam hatinya Ia ingin sesekali saran yang Ia beri gagal dan hubungan Revan hancur. Ini memang jahat. Tapi yang dia rasakan lebih sadis dari apapun.

"Fen,kita ketemu yah sore ini di tempat biasa. Aku ada sureprise nih."

Ia baca ulang pesan singkat yang diterimanya dan ini benar bukan khayalnya lagi.

"Revan ngajak aku ketemu? Ngasih sureprise? Jangan-jangan Dia udah liat status aku? Dan jangan-jangan? Aaaa... aku ga sabar." Respon cepatnya mencoba menerka-nerka dan tetap bersama imajinasinya.

"Hai Fen sorry lama nunggu. Oh iya sebentar". Revan yang baru datang langsung menyapa Feni dan merogoh saku jasnya. Terlihat kotak merah dari diambilnya lalu dibuka dihadapan wanita yang sedari tadi tak sabar menanti.

"Bagus ga? Coba deh di jari kamu." Revan langsung memasangkan cincin itu di jari Feni. Terlihat aura terkejut yang membuat pipi putihnya memerah.

"Kamu suka ga?" Revan membuyarkan lamunannya.
"Suka banget Van,ma.."
"Oke fix kalau kamu suka,Rita juga pasti suka soalnya kan selera kalian suka sama"
Revan memotong ucapan Feni dan langsung terasa memotong tenggorokannya saat itu juga. Mati rasa sangat mati. Tak ada lagi Oksigen yang masuk. Hanya racun yang di hirup. Mati hatinya. Mati perasaanya.


Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti
program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di
Facebook dan Twitter @nulisbuku

Rabu, 21 Mei 2014

Cukup mengenalmu saja

Panas mentari bersama hembusan angin lembut tiba-tiba terasa berganti dengan hujan badai tiada henti. Saat dua pasang mata yang tak lama berjumpa dan rasakan tak ingin untuk saling menyapa harus di pertemukan meski tidak dalam kesengajaan.

Seolah bumi ingin melintas keluar dari porosnya. Ingin menghancurkan diri. Pergi dan berlari semau hati. Itulah perasaan yang sama saat kamu Tinggalkan aku begitu saja tanpa peduli lagi. Kamu pergi tanpa hiraukan aku lagi. Kamu langsung meghilang seolah ditelan bumi dalam-dalam.
Dan kini,apa yang ada di depan mataku? Makhluk yang dulu pernah merajai hatiku tapi juga yang akhirnya menghancurkan kerajaanya.

Aku tahu,kedatanganmu bukan untuk memperbaiki yang telah terjadi aku juga tak inginkan itu. Bahkan untuk melihatmu lagi aku sudah tak sudi.Yah cukuplah sudah aku mengenalmu dalam memori kelam.

Flash Fiction ini ditulis untuk
mengikuti program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di Facebook dan
Twitter @nulisbuku

Aku tahu. Cinta Memang Sulit

Andai waktu bisa ku putar,akan ku kembalikan cerita ke masa itu masa saat kita sama-sama jatuh hati. Mencoba memulai kisah yang tiada bertepi. Hingga nanti hingga mati kita akan tetap begini.

"Sudahlah,lupakan dia. Dia bukan yang terbaik untukmu Si" suara Jonas cukup menyesakkan dadaku. Itu kalimat yang paling ku benci. Aku benci mengatakan aku telah salah memilih Renov yang kini menjadi kekasihku. Karena aku yakin lelaki itu yang terbaik untukku. Renov itu pilihanku.

"Ngga Jon,aku percaya Renov seperti ini bukan karena Dia tidak mencintaiku." Lagi-lagi jawabanku tetap sama.Tetap yakin seperti saat aku pertama jatuh hati pada Renov.

Yah aku memang yakin dan selalu yakin. Egois rasanya bila aku harus meninggalkan Renov setelah aku tahu seperti apa Dia sebenarnya. Mungkin yah,bila aku hanya jatuh pada hal baiknya saja sementara aku tahu,aku sendiripun bukan manusia sempurna.

"Jadi apa yang mau kamu lakukan sekarang?" Tanya Jonas lembut penuh perhatian dan bisa membuatku tenang.

"Aku harus merubahnya" jawabku tegas penuh harapan.

"Bagus,aku pikir jika Dia bisa berubah bersamamu kenapa tidak kamu pertahankan Dia." Jawab Jonas terasa memberi kekuatan untukku.

Meski tanpa Jinas ucapkan itu,aku tahu,aku mencintai Renov seluruhnya,tidak hanya kelebihan yang dia miliki tapi juga kekurangannya. Aku rasa ini tugasku untuk merubahnya. Aku yakin bila aku benar-benar tulus mencintainya Dia pasti akan luluh dan merubah sikap yang tak ada baiknya itu.

Bersama Jonas yang masih disampingku,aku habiskan tetes terakhir orange jus pesananku dengan mata yang masih konsisten ke arah Renov yang masih asyik dengan wanitanya yang tak lain Ibu tiriku.

Flash Fiction ini ditulis untuk
mengikuti program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di Facebook dan
Twitter @nulisbuku

Senin, 19 Mei 2014

Mei Kelabu

Mei,begitu mendengarnya ada sejuta cerita berputar dalam otakku. Nama bulan yang paling irit ini telah banyak menorehkan banyak kenangan dalam hidupku. Dalam perjalanan menuju gerbang mimpiku.

Bulan ini menyadarkan kenyataan dalam harapan. Memberitahukan bahwa ada perbedaan antara mimpi dan ambisi. Di bulan ini aku mendapatkan sesuatu yang tak pernah terbayangkan,melakukan yang tidak direncanakan. Bulan ini menjadi saksi bagaimana air mata yang ku usahakan tak akan jatuh tapi justru aku tumpahkan begitu saja. Aku membenci bulan ini aku membenci Mei.

Tepatnya satu tahun lalu. Setelah tamatnya 3 tahun perjalananku di SMA. Bulan Mei adalah bulan sejuta harapan untukku mungkin untuk ratusan jiwa siswa SMA diseluruh Indonesia sepertinya. Karena di bulan ini penentuan masa sekolahku di kukuhkan. Salah satunya test SNMPTN. Iya ini salah satu harapan dari banyak impian yang aku tunggu di bulan ini.

Setelah di awali dengan kelulusan masa studiku ini juga menandakan selesai sudahlah perjalanan di masa yang menurut kebanyakan tak akan ada duanya. Ah ini sungguh menyebalkan. Berpisah dengan mereka yang sudah menjadi bagian hidupku bukanlah hal yang aku impikan. Tapi aku bisa apa? Ini siklus kehidupan. Yakinlah setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Aku sedih yah tentu. Ini satu cerita dari Mei
Kelabu ini.

Tak ada yang menjadi headline news kalau sudah kelas 3 SMA ya pasti kelanjutan setelahnya. Oh sungguh bukan hal mudah menentukan ini. Dengan pemikiran yang matang kita harus pilih apa yang menjadi pilihan kita nanti.

Aku terlibat disana. Tak ketinggalan aku ikut semua test yang bisa aku ikuti termasuk SNMPTN. Disini ceritaku dimulai. Penantian yang cukup lama dari pendaftaran yang sudah di finalisasi setelah sebelumnya aku menghadapi perdebatan batin. Menentukan pilihan yang tak mudah ini aku harus siap menerima apapun resikonya.
Tapi sungguh aku punya kepercayaan diri yang sangat tinggi saat itu. Aku percaya dengan nilaiku itu aku akan lulus perguruan tinggi negeri terfavorit pada jurusan yang favorit pula.

Pagi hari pihak sekolah memberi kabar kalau pengumuman di percepat menjadi sore hari itu juga. Seketika degup jantungku jadi tak beraturan. Aku salah tinhkah. Kerjaanku melirik jam karena merasa waktu sangat lama menuju pukul empat.

Aku bersiap-siap saat waktu tinggal menghitung menit. Aku juga meminta mamah menemani disampingku untuk menyaksikan hasilnya dengan keyakinan senyumnya akan langsung terpancar setelah pengumuman itu dibuka.

Dan,taraaaaaa.... jam empat sore tepat. Aku masih belum siap membuka. Akhirnya aku tanyakan dulu pada teman-temanku sungguh bahagia ketika balasan dari mereka itu rasa syukur dengan Hamdallah atas kelulusan merekaa. Ahh aku semakin tak sabar. Mamahpun mendesak untuk segera ku buka hasilnya.

Aku masukkan namaku dengan kata sandi yang sudah kuhafal.

Ku buka pertama dengan hasil yang belum kupercaya. Takut salah buka aku ulang lagi hingga ketiga kalinya. Tapi jawaban tetap sama

"Maaf Anda tidak dinyatakan lolos pada seleksi SNMPTN"

kurang lebih seperti itu kalimat yang bisa ku baca. tiga kali mencoba tetap sama.

Aku terhenyak tak percaya. Tak berani ku tatap wajah mamah yang dari tadi masih terdiam di sampingku. Sungguh ingin aku melihatnya dan berusaha tersenyum menandakan aku baik-baik saja. Tapi aku tak bisa,tubuhku justru bergetar dan melemah. Air mata tak bisa kubendung dan keluar semaunya. Mamah langsung memelukku. Mamah membisikkan semangat dengan suaranya yang sedikit bergetar tapi tak dilihatkan olehnya. Mamah masih tetap ingin terlihat tegar. Meski aku tahu mamah kecewa sama sepertiku.

Dunia seketika langsung gelap. Tak ada lagi celah untuk cahaya masuk. Aku masih terdiam mengharap bahwa ini mimpi. Lagi-lagi aku masih tersadar ini nyata. Saat itu aku tak lagi percaya mimpi. Aku tak lagi ingin hidupkan harapan lagi. Ini benar-benar kekecewaan. Aku menghukum diriku. Jangankan untuk makan menghirup oksigenpun aku sudah tak mau. Aku kecewa pada diriku. Aku selalu berharap hari selalu malam tak usah kutemukan siang karena percuma Matahari sudah tak menyukaiku lagi. Aku ingin tinggaljan dunia meski tidak dengan cara mati. Pikirku saat itu.

Kekecewaan menggelayuti setiap hari membuat siapapun khawatir. Lagi-lagi kulihat Mamah dan keluarga tak berhenti memberi perhatian untukku. Dari mereka jugalah aku menemukan cahaya kembali. Rasanya kehangatan mentari itu membisikkan energi bahwa masih banyak yang harus aku lakukan termasuk membahagiakan mereka. Dua malaikat hidupku. Dengan akhir yang belum berakhir aku siapkan kembali diriku untuk hidup kembali. Meninggalkan kegagalan yang bukan untuk diratapi tapi dijadikan pelajaran.

Pagi hari itu pada diri yang telah mengalami kegagalan ku ucapkan selamat karena aku sudah melewati tahap menuju sukses. Tak akan kurasakan sukses bila tak ku rasa gagal lebih dulu.

Terimakasih Mei Kelabu.

Rabu, 14 Mei 2014

Mawar Terakhir

"Rita,hari ini kamu gak bareng Jodi?" Tanya sandra teman sebangkuku dengan Nada aneh karena hari ini aku tidak datang bersama Jodi ke Sekolah. Tak banyak kata aku hanya membalas dengan senyum. Meskipun itu bukan aku banget. Aku yakin Sandra pasti mengerti kondisiku saat ini.
"Ke kantin yuk!" Ajak Sandra mencairkan suasana. Aku mengangguk dan lansung membalas gandengan tangan Sandra menuju tempat yang membuat banyak orangpun bertanya-tanya mengapa aku tak bersama Jodi.
"Aku kesel san" kataku membuka pembicaraan.
"Ada masalah apa? Seleseikan baik-baik kalian kan bukan anak kecil,2 tahun pacaran masa marahan begini sih?" Ucap Sandra dengan penuh perhatian.
"Aku belum siap buat maafin dia,eh tapi kemana sih dia ko gak keliatan?"
"Tuh kan nyari katanya kesel" sambung Sandra menggoda.
Aku hanya tersipu dengan senyum simpul di bibir tipisku.
Tiba-tiba Andre teman Jodi datang dengan lari seolah membawa sesuatu yang darurat.
"Hei Rit kamu cepetan deh hhhhh...." Suara Andre yang masih ngos-ngosan tak terlalu didengar jelas oleh Rita.
Tapi ada perasaan lain yang dirasa Rita,ada yang membuat hatinya lemas. Sampai Andre yang akhirnya  sanggup bicara berhasil memberi tahu bahwa Jodi kecelakaan di depan toko florist dekat sekolah.
"Tadi Jodi bilang Dia mau membeli bunga untuk sebagai ucapan maaf buat kamu Rit,Tapi ternyata tepat setelah bunga itu ditangannya ada mobil yang lanhsung menghampiri dan menyeretnya Rit. Sebelum ambulance membawanya Dia ngasih ini Rit." Panjang lebar Andre menjelaskan dengan di akhir memberikan buket mawar putih  favorit Rita.
Rita yang langsung menuju rumah sakit tak bisa berbuat apa-apa ketika Dokter menjelaskan Jodi tak bernyawa lagi. Hanya tangis dan penyesalan yang menggelayuti dirinya. Jika Ia tahu akan seperti ini Dia lebih memilih ada bersama Andre saat itu,biarlah mati bersamanya.

End~~~~

Flash Fiction ini ditulis untuk
mengikuti program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di Facebook dan
Twitter @nulisbuku

Rabu, 07 Mei 2014

Haruskah bertahan?

"Aku menyayangimu dan aku tak inginkan kehilanganmu" Rangkaian kata  manis yang sangat sering bahkan selalu aku dengar. Mungkin karena seringnya pertengkaran kita. Evan pasti mengucapkan itu untuk menenangkan amarahku yang tak pernah cepat mereda.
Awalnya memang mendinginkan tapi lama-lama aku bosan dengan kalimat itu. Bukan karena tak bervariasi tapi ucapan itu benar-benar hanya sebagai ucapan saja yang melebur tanpa pembuktian.

Aku butuh bukti,yah aku wanita butuh bukti butuh kepastian dan suka pertanggung jawaban. Sementara Evan bisa mengucapkan itu kapan saja juga mengulangi kesalahan kapan saja.

Itu yang ku benci darinya. Tak ada perubahan. Setiap hari,setiap waktu harus ada pertengkaran. Salahku yang sensitif dan salahnya tak pernah menghargai aku.

Ucapan yang hanya sebagai ucapan Ia buktikan dengan kebiasaannya menggoda wanita lain. Dan itu Ia anggap biasa. Dan aku,seorang wanita yang merespon segala sesuatu dengan hati tentu tak akan terima. Wanita manapun tak akan menerima.

Haruskah aku membencimu? Orang yang aku kenal lugu dan menghargai aku,kini menjelma menjadi malaikat pencabut nyawa yang tak tahu kapan datangnya mencabut setiap pori-pori cinta yang ku usahakan terus berkembang untuknya.
"Sudahlah kamu pergi,biarin aku bahagia tanpa kamu. Kalau kamu mau bahagia silahkan kamu bahagia dengan wanita-wanita pilihanmu itu." Cerocosku tak tahan lagi akan kelakuannya.

"Sayang,aku mencintaimu dan aku tidak bisa mencintai wanita lain. Kalau mereka mencintai dan mengejarku apa itu salahku?" Lagi-lahi pembelaan darinya yang membingungkan dan selalu memuakkan.

Haruskah aku tetap bertahan untuknya? Siapa yang akan bertanggung jawab jika hati ini disakiti lagi? Harus ku percaya janji-janji manisnya lagi? Aku tak tahu. Aku tak mengerti. Jika mencintainya sesakit ini mengharuskan untuk ku pergi,aku pergi.

Pertanyaan yang masih bergelayut dalam diri belum bisa ku temukan jawabannya hingga kini. Hingga kini aku yang masih bertahan untuknya.
Entahlah,Cinta memang rumit.

****
Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti
program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di
Facebook dan Twitter @nulisbuku

Pergi adalah cara terbaik mencintai

Langit malam memang gelap,tetap gelap. Tapi malam ini terasa benar-benar gelap. Bulan yang menyinari seolah bersembunyi direlung hati yang masih tersakiti. Bintangpun seolah tak ingin datang tuk sekedar menghias diri yang benar-benar terlukai.

Pria itu masih berlari-lari dalam ingatannya. Menatap dengan senyum yang hangatnya mengalahkan sinar pagi hari.

"Tapi siapa yang merubah ini? Siapa yang inginkan seperti ini? Apa salahku yang membuat semua begini?" Macam-macam pertanyaan yang berbentuk hujatan Ia lontarkan dalam batinnya. Tak pernah bisa menerima apa yang harus Ia rasakan.

"Maaf aku sudah tak tahan denganmu" ucapan terakhir yang keluar dari mulut manis yang selama ini Ia usahakan untuk tak mengucapkannya. Tapi apalah daya hatinya sudah tak kuasa meyakini apa yang harus Ia yakini.

Menjalin hubungan selama 3 tahun bukan hal mudah untuk langsung melupakan. Ia tak menampik bahwa hatinya masih mencintai lelaki itu. Batinnya masih memanggil-manggil ingin kembali. Tapi itu tak Ia lakukan. Kepergiannya adalah cara terbaik untuk mencintai lelaki itu. Lelaki yang berulang kali terpergok olehnya bermesraan bersama sahabatnya sendiri Richard.

********

Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti
program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di
Facebook dan Twitter @nulisbuku
Peserta wajib

Rabu, 30 April 2014

Memelukmu dalam diam

1 tahun sudah aku mengenalnya. Senyum pertama masih ku ingat saat dia membalas jabat tanganku. Tapi,percayalah itu senyum tak semanis sekarang. Senyumnya sekarang lebih manis dari dulu. Mungkin karena aku telah jatuh cinta padanya.

Aaaahh sulit untuk ku ungkap getaran hati ini. Jantung yang berdetak lebih cepat ketika bersamanya. Darah yang lebih cepat mengalir ke seluruh tubuh ini. Ini menyiksa sejujurnya. Siksaan ku sebagai wanita yang tak berani mengungkapkan ini. Aaah lagi-lagi gender harus di junjung. Tapi apapun itu aku cukup bahagia memiliki rasa ini meski tak harus ku ungkap.
Label sahabat darinya membuatku bisa selalu dekat dengannya. Terkadang ada harapan bahwa dia juga memiliki rasa yang sama. Tapi aku takut menerjamahkan terlalu jauh.
"Aku mencintaimu" begitu suara hatiku ketika bersamanya. Hanya hati. Andai dia tahu. Tapi harus kupastikan bahwa dia hanya mencintaiku. Dia hanya jatuh cinta padaku.
Kepercayaan diriku semakin menjadi karena hingga saat ini dia tak punya pacar. Dia selalu mengatakan bahwa aku adalah wanita yang paling cantik. Ah Dia memang selalu membuatku melayang.
Andai dia tahu. Aku mencintaimu. Tapi aku bahagia kini aku bisa memelukmu dalam diam.

Bersama senja aku menunggumu

Sendiri menatap langit senja,dengan jingga yang menambah rasa. Itulah lembayung yang selalu membuatku rindu. Rindu akan sosokmu yang masih belum aku miliki.

Aku ambil benda di ujung meja sana. Ku klik nomernya,dan kuberanikan diri mengirim pesan padamu. Meski kamu sering mengacuhkannya. Tapi tenanglah itu bukan alsan untukku berhenti berusaha memilikimu. Justru ini yang membuat hormon adrenalin ini semakin membuncah. semangat dan tidak menyerah.

"Percayalah kamu akan kumiliki" Lirihku setiap kali pesanku hanya kau abaikan atau telepon yang kau acuhkan.

Dia tak pernah tahu sikap dia seperti bisa membuat gairah dalam jiwaku. Aku bisa selalu semngat menghadapi tantangan. Ketika aku bisa menyelesaikan tantangan apapun aku yakinkan diriku bahwa aku juga pasti bisa melewati tantangan untuk memilikimu.

Yah kamulah gairahku tak meilikimu saja aku selalu bahagia. percayalah aku bisa meilikimu.

Kembali ku ambil handphone yang ku taruh dalam tas. Lagi lagi aku kirimkan pesan padamu. Rasanya ini adalah kewajibanku dan ada yang hilang jika ku tak lakukan ini.

"Bersama senja aku masih menunggumu"
Tak lama handphone ku berdering dan kulihat pesan masuk dengan nama Aldi. 
"Maaf suamiku sedang di luar kota"
Hahahaha inilah yang membuatku semakin bergairah. aku suka tantangannya.

Rabu, 16 April 2014

Ternyata Kamu

"Bali?" respon heran Kirana saat menerima tiket dari tangan Revan. Ia mengernyitkan dahi menilik apa maksud Revan sesungguhnya.

Revan yang baru selesai menghabiskan lemon jusnya mengangguk dan tersenyum tanda mengiyakan.

Masih dalam rasa penasaran,Kirana langsung pergi meninggalkan laki-laki itu. Ia tak peduli untuk berpamitan atas undangan makan siangnya.

Revan yang masih duduk memunguti tiket yang di letakkan Kirana di atas meja begitu saja.

Nampaknya Revan sudah paham dengan sikap Kirana yang seperti anak kecil atau bahkan manusia aneh seperti ini.

Tugasnya sebagai Psikolog pribadi Kirana yang di sematkan mamah Kirana membuat Revan tetap bertahan dengan segala kondisi Kirana meskipun terkadang bahkan selalu tak menghargainya.

Ia merasa lebih tertantang ketika di hadapkan dengan gadis yang merupakan anak dari sahabat mamahnya itu.

Rasanya Ia banyak belajar dari Korana. Sebagai lulusan Psikolog London University,Revan merasa hal seperti ini memang  harus menjadi makanannya.

Hampir satu tahun menemaninya. Revan adalah orang kedua setelah mamahnya yang mengetahui semua yang terjadi pada Kirana. Tapi gelar sahabatpun enggan di anugerahkan Kirana kepada Revan. Kirana tetap menganggap Dia tak lebih dari monster.

"Kamu pasti tidak bisa menolak cantik" Lirih Revan yang masih memperhatikan Bayangan Kirana hingga tenggelam setelah mobil yang di tumpangi Kirana melaju pergi.

Benar saja rencana Revan memang tak sembarang rencana,Ia sudah menghubungi mamah Kirana agar mengizinkan anaknya pergi bersama dirinya ke Pulau eksotik di Indonesia itu. Beruntung saja mamah Kirana yang sangat percaya pada Revan dengan mudah memberi izin.

Kirana yang mengetahui hal itu tak bisa berkata apapun. Segala keputusan mamahnya selalu Ia anggap yang terbaik. Tak berani Kirana membantah apapun yang mamahnya katakan. menurutnya bahagia mamahnya adalah bahagia dirinya.

Benda di atas meja rias itu bergetar,Kirana yang baru selesai mandi langsung mengangkat telepon yang tak lain dari Revan.

Revan memastikan Kirana benar-benar menyetujui tawarannya. Revan menjanjikan tempat yang takkan membuat kirana kecewa telah menerima ajakannya.

The Bay Bali,begitu terdengar jelas di telinga Kirana. Itu adalah tempat favorit Kirana jika Ia ke Bali bersama mamahnya. di mulai dari tempatnya yang unik tetapi modern ditambah menu makanan dengan bumbu khas Bali sudah membuat Kirana tak sabar segera sampai meski baru mendengar saja.

Kirana memancarkan senyum yang tak biasa,mamahnya yang selalu bersamanya juga merasakan hal demikian. Mamahnya berharap Kirana bisa cepat bangkit dari kegelapannya,kegelapan masa lalu.

Kirana juga tak mengerti apa yang di rasakannya Ia lebihh sering bahagia bila mendengar nama Revan dan ada kegundahan yang tak biasa bila sehari saja tak berjumpa. Entahlah Kirana tidak mau menelusuk perasaannya terlalu dalam Ia tetap menganggap Revan adalah monster.

***

"Ingatyah aku kesini karena permintaan mamah bukan buat kamu". Tegas Kirana pada Revan mengingatkan sambil meninggalkannya menuju kamar yang sudah di pesan.

Kirana merasa tidak salah menerima ajakanRevan,dimulai dari datangnya saja Ia sudah menikmati jamuan yang bisa membuat Ia terbuai dalam keindahan pantai yang bisa Ia saksilan lewat balkon kamarnya.

Kirana tidak sabar ingin segera malam karena Ia akan menuju The Bay Bali untuk rencana makan malam. Tapi sore itu Ia ingin menyaksikan sunset di pantai nusa dua. Ia langsung merogoh sakunya mengambil ponsel dan menghubungi Revan, padahal kamar mereka bersebelahan.

"Hey bisakah kita menyaksikan sunset dulu sebelum kita mulai makan malam?"

"Tentu cantik nanti akan ku ajak kau ke tempat menyaksikan dewa siang menenggelamkan diri" sahut Revan bahagia karena tak mudah membuat Kirana menelepon dirinya terlebih dulu.

Sore itu langit nitrogen menunjukkan keanggunannya,gumpalan-gumpalan putih di atas sana tetap membuat langit percaya diri mempersiapkan perubahan warnanya. Sang dewa siang sudah bersiap di ujung hamparan laut untuk menenggelamkan diri. Terlihat dua makhluk Tuhan berdiri menyaksikan penomena yang selalu ditunggu manusia-manusia yang mengunjungi nusa dua disenja ini.

"Menurutmu bahagia itu apa?" tanya Revan yang sedari tadi memperhatikan Kirana menikmati keindahan di hadapannya.

"mamah" jawab Kirana tanpa menengok ke arah Revan.

"sudah membahagiakan mamahmu?" ternyata Revan berlanjut dengan pertanyaannya.

"tentu" jawab Kirana singkat berharap tak ada pertanyaan yang akhirnya selalu memojokkan dirinya. yah khas seorang psikolog mungkin menurutnya.

"sudah tahu apa yang bisa membuat mamahmu bahagia?" Lanjut Revan seperti dugaan Kirana.

"aku menjadi wanita sukses,membelikan mamah rumah,mobil,dan semua yang mamah inginkan!" jawab Kirana dengan nada mulai marah. yah emosional begitulah Kirana.

"Bagaimana jika mamahmu memintamu menikah?" ternyata Revan masih belum menyerah.

Kirana sudah merasa naik darah dengan pertanyaan ini,Revan sudah merusak kedamaian hatinya. Yah memang selalu begitu anggapannya.

Dengan kesal Kirana membalikkan badan dan memegang kedua pipi Revan dengan untuk mrnegaskan agar tidak merusak harinya.

"Dengar yah! aku tidak akan menikah,itu tidak akan,aku tidak butuh hidup dengan bantuan monster yang di ciptakan tuhan tanpa keuntungan! seperti kamu! kamu disini hanya diberi tugas oleh mamahku jangan kamu lakukan lebih dari itu dan petanyaan tadi sangat tidak pantas kamu katakan!". Tegas Kirana,dan sangat tegas.

Tetapi tiba-tiba Kirana diam memandang setiap inci makhluk di hadapannya,tanpa melepaskan tangan yang masih menempel di pipi Revan. Begitupun Revan tidak melepaskan sedikitpun pandangan makhluk di hadapannya.

Kirana menyelusup kedalam mata coklat Revan yang tak disangka memberikan kedamaian untuknya,hingga tak kuasa ia menahan tangan Revan yang sudah melingkar di pinggangnya,meraih Raisa dalam pelukan hangat yang lama,lembut dan damai. Kirana terlena. Begitupun Revan. Kirana merasa ini adalah pelukan ternyaman dua setelah pelukan mamahnya. Napas Revan mulai ngos-ngosan. Ia tatap mata bening Kirana,mengelus lembut pipinya,bibirnya,dan saat bibir mereka nyaris bertemu,ada sesuatu menampar keras hati Kirana.

"Tidak,tidak mungkin". Kirana langsung melepas pelukannya. dan langsung berlalu pergi ke Hotel.

Revan masih terdiam. Sesekali Ia tersenyum memperhatikan Kirana yang lari meninggalkannya. "Tunggu nanti malam cantik" lirih Revan yang sudah tak sabar menunggu makan malam bersama Bidadari hatinya itu.

Sunset kali ini benar-benar yang paling membuatnya bahagia. Tapi Kirana,masih tak percaya dengan kejadian tadi sore.

Ini membuat Kirana tenggelam dalam bayangan masa lalu,masa lalu yang kelam,masa lalu yang membuatnya harus melakukan hal ini.

Kirana harus melihat kejadian yang seharusnya tak pantas Ia lihat. Di usianya yang masih  3 tahun,ia harus menyaksikan mamahnya mendapat perlakuan kasar dari papahnya di hadapan kirana sendiri.Ia juga harus menerima kenyataan Papahnya meninggal karena over dosis minuman keras. Tak hnaya itu setelah tak berapa lama ibunya jatuh cinta pada laki-laki yang Ia anggap bisa menjadi suami dan ayah yang baik untuk Kirana.

Tetapi kenyaaan berkata lain,sebelum menjadi Ayahnya pun laki-laki itu berani membuang Kirana dengan memberikannya begitu saja kepada pedagang asongan lalu Ia pergi meninggalkan Kirana tanpa menengok lagi. Ia pergi sementara orang yang menerima kirana ketakutan akan tuduhan penculikan,akhirnya Ia membawa Kirana kekantor polisi. Kenyataan ini membuat Kirana harus berpisah dengan mamahnya selama beberapa hari sampai akhirnya mamahnya menjemput Kirana ke kantor polisi.

Dari situ Mamahnya berjanji akan menjaga Kirana.

Tapi yang terjadi adalah Kirana yang menjaga mamahnya dari pria yang dekat dengan mamahnya.

Ia membenci semua laki-laki untuk itulah dia menganggap monster kepada makhluk ciptakan tuhan yang menjelma sebagai laki-laki ini.

Tapi apa yang Ia lakukan baru saja . Ia berpelukan dengan monster itu.

Kini Ia takut,Ia takut Ia jatuh cinta. Dan ini tidak boleh terjadi.

Kirana merasa harus mencari jalan keluar.

Seperti biasa Ia pasti menanyakan saran hanya kepada mamahnya.

Diambilnya ponsel dan langsung mengklik nomor mamahnya. Telepon langsung tersambung.

Ketika suara mamahnya baru mengatakan "hallo" Kirana langsung membalasnya dengan deretan cerita yang baru saja Ia rasakan. begitu panjang dan mengerikan. menurut Kirana .

Tapi mamahnya menjawab dengan lembut dan membuat kedamaian lagi di hati Kirana.

"Sayang,kamu jatuh cinta" begitulah suara mamah di ujung pesawa telepon itu

Kirana bingung. Apa yang Ia takutkan ternyata terdengar jelas dari mulut jujur mamahnya.

"Cepat siapkan dirimu,bukankah kau ada agenda makan malam bersamanya?" terdengar suara mamah itu sambil tersenyum.

Mamah mungkin baghagia. Apakah kebahagiaan mamahnya ini harus menjadi kebahagiaan Kirana juga?

Kirana masih belum siap mengakuinya.

"mamah tahu dari mana kita akan makan malam?" tanya Kirana yang heran mamah menetahui agendanya.

"Tentu saja calon menantuku yang memberitahu mamah ayang". Jawab mamah Kirana dengan nada menggoda putri terbaiknya.

Ternyata Revan tak kalah cepat. Ia selalu tahu apa yang harus dilakukan.

Malam ini Kirana terlihat sangat anggun. Gaun putih yang Ia kenakan menambah keanggunan Bidadari yang kini telah di hadapan Revan

Mereka kini sudah berada di Pirates Bay. Restoran dengan nuansa bajak laut ini mebuat siapapun yang berada disini akan merasa seolah menjadi pembajak laut yang romantis.

Itu juga yang menjadiak alasan Revan mengajak Kirana kesini. Terlihat Lirana sangatenikmati ini.Revan memang selalu tahu apa yang membuat Kirana bahagia.

Kini mereka masih sibuk menghabiskan menu pesanannya. tanpa ada perbincangan.

Revan yang tak suka demikian akhirnya memulai percakapan.

"Cantik bagaimana sunsetnya tadi sore?" Suara Revan menghempaskan keheningan.

Kirana yang baru saja menyeleaqikan suapan terakhir tuna melt sandwich-nya langsung tertegun,menunduk,tak berani mengangkat wajahnya.

Rona wajah Kirana mulai berubah,tak seceria tadi,lampu yang menyinari mereka malam ini serasa meredup di wajah Kirana.

Kirana masih larut dalam perasaannya. Ia masih belum percaya dengan apa yang terjadi padanya senja tadi.

Revan pun langsung mendekatinya dan menggenggam erat jemari lentik Kirana.

"Cantik,aku mencintaimu". lanjut Revan seolah tak peduli kegalauan hati Kirana.

Kirana masih diam,untuk mengangkat wajahnya saja  Ia tak kuasa. Kirana tak tahu apa yang di rasakannya.

mungkin hati dan pikirannya belum sinkron untuk dengan mudah mengatakan "Aku juga mencintaimu Revan".

Tidak,itu tidak pernah terbayangkan olehnya.

Revan yang di hadapannya mengetahui Kirana yang salah tingkah. Ia juga melihat pipi putih Kirana mulai memerah. Tapi keyakinan Revan selalu tak pernah mengecewakan dirinya sendiri. Revan semakin berani.

"Cantik,tolonglah jangan kau anggap aku masa lalumu. Yang kejam dan penuh ketidak adilan di sisimu. Aku adalah masa depanmu. Aku akan mencintaimu,menjagamu juga membahagiakanmu" Revan tak menyerah meyakinkan Kirana.

Perlahan Kirana mengangkat wajah indahnya yang kini mulai memerah,mungkin malu di tambah tak percaya.

Mata Kirana  tepat bertemu dengan mata laki-laki itu. Ia melihat kejujuran dan ketulusan disana. Ia tak percaya menemukan itu selain dari mamahnya. Revan kau lah. Lirih Kirana dalam hati.

Tanpa terasa ada bulir bening keluar dari mata cantiknya. Revan sudah tahu jawabannya. Revan sudah yakin. Revan tak salah mengungkapkan perasaannya.

Kini Ia kembali memeluk Bidadari bermata bening di hadapannya.

Yang ternyata dibalas oleh Kirana yang juga merangkulnya. erat dan sangat erat.

Kirana hanyut dalam pelukan malam sang pemenang hatinya. Ia tak percaya ada pelukan kedamaian selain pelukan mamahnya. Ia yakin inilah hari barunya.

Hari baru setelah 20 tahun sudah Ia terjebak dalam trauma. Dan manusia di pelukannya kini bukan monster lagi Ia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang menjelma menjadi Malaikat pembagi kebahagiaan.

Langit yang gelap tetap anggun dengan caranya. Bulan dan sahabatnya penjadi hiasan diatas sana.

sama seperti Kirana yang telah menemukan cara meraih bahagiaannya. Monster yang dulu Ia benci kini menjadi penghias hidupnya.



Blog post ini dibuat dalam rangka

mengikuti Proyek Menulis Letters of

Happiness: Share your happiness with The Bay Bali & Get discovered!

Jumat, 04 April 2014

Dukun politik

9 April 2014 tinggal 5 hari lagi daaan di tanggal itu Indonesia kita tercinta akan berpesta,pesta yang dilaksanakan 5 tahun sekali. Ya! Itu dia kita akan melaksanakan pemilu. Tahun ini adalah tahun pertama aku mau nyoblos hahay suaraku sudah menentukan nasib bangsa. Ga golput yaa demi negeri kita tercinta.
Tapi,yang mau aku bahas sekarang bukan soal aku yang udah boleh nyoblos,melainkan cerita tentang seseorang yang ga penting tapi ternyata berpengaruh buat para caleg2 yg bakal kita pilih nanti.
Dukun politik,dia ternyata lagi naik daun saat ini,namanya sering banget jadi topik utama di televisi,waah emang kenapa sih dia??
Iya di era yang super duper modern ini ternyata manusia2 yang mencaleg kan diri sering mendatangi si dukun ini. Entahlah apa tujuan mereka sebenarnya ingin menjadi anggota legislatif karena sesungguhnya ketika kalaupun dia menang karena si dukun itu,dia harus menyeleaaikan misinya 5 tahun kedepan,jika sekarang aja berkompetisi disini tidak percaya diri bagaimana nanti ketika dia sudah mendapat mandat yang harus ia kerjakan sendiri,memutar otaknya sendiri,hah entahlah bagaimana nasibnya jika dia yang harus memimpin hancur yaa memang hancur sudah pasti.
Sekarang semua ada di tangan kita rakyat yang harus pandai memilih,karena kemajuan bangsa kita ada du tangan kita.
Selamat nyobloooos.

Kamis, 03 April 2014

Benci dan cinta


Pernah di posisi mencintai apa yang kamu cintai? Dalam terjemahannya kamu berada dekat dengan apa yang kamu cintai,kamu mengerjakan apa yang kamu cintai,kamu mencintai apa yang kamu cintai?
Lalu bagaimana jika kamu harus membenci apa yang kamu cintai?
Ini adalah kebalikannya. Dari bayangannya pasti banyak yang tak bisa membayangkan bagaimana bila dalam posisi ini. Karena pada kenyataannyapun tak sedikit yang tak mampu melalui ini.
Membenci apa yang kita benci itu mudah tapi membenci apa yang kita cintai itu sangat jauh dari kata mudah.
Misalnya orang yang senang manis tiba2 dia di vonis diabettes bukankah ini sulit sekali?
Tapi melalui proses yang di biasakan kita pasti bisa melalui ini. Bahkan kita bisa ketahap selanjutnya yaitu mencintai apa yang kita benci. Silahkan terjemahkan sendiri maksudnya :)

Minggu, 30 Maret 2014

Apa ini cemburu? Ataaaauuuu??? Ahh aku tak suka!

Ini tak adil !!!
Mereka,teman-temannya selalu bisa kapanpun bersamanya,sementara aku? Aku yang dia bilang adalah kekasihnya tak bisa merasakan itu,aku hanya menunggu kabar yang akan datang ketika dia selesai bersama teman-temannya.
Entah siapa yang harus disalahkan,tapi aku tak suka,aku cemburu pada teman-temannya yang bisa kapanpun bersama dia. Aku tahu ini konsekuensi dari pilihan ini tapi tidak bisa dia luangkan waktu lebih banyak untukku dari pada teman-temannya? Aku maklum ketika dia sibuk kuliah,tapi apa aku harus maklum juga ketika dia banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya tidakkah dia ingat aku pun perlu untuk dia perhatikan,aku perlu untuk dia pedulikan.
Kita ini LDR aku takut dengan sikap dia seperti ini akan mengalihkan perhatianku pada yang lain,dengan banyaknya perhatian untukku,dengan banyaknya yang memperdulikanku selain dia aku justru tak bertahan untuk dia. Selama ini aku bertahan karena aku tau pengorbanan aku dan dia sampai sini itu tak mudah.
Aku tak tahu seberapa bocahnya aku dan seberapa dewasanya dia menghadapi ini,tapi ini tak adil. Aku tak suka.

Jumat, 28 Maret 2014

Anniv 2 years mblooo :D

Hayyy hayyy hayyy gadis manis imut cantik pintar baik hati suka menolong dan rajin menabung kembali lagi disini,nyorat nyoret blog nya yang ga asyik dengan tulisan yg gaje hih ga usah di baca yah apalagi yg ini ga usah dibaca *ditujukan buat para jomblowan dan jomblowati juga pujangga dan pujanggi (emang ada?) Yang cintanya selalu kandas d tengah jalan (ga takut ketabrak yak wkwkwk) karena apa? Karena postingan ini mengenai ceritaku yang super duper bahagia tiada dua tiada tara yaituuuu soal Cinta *aaah biasa. Eitttss eiitttss ini bukan cinta biasa dong bro sis lo tau ga ini apa ? Ini cerita tentang dua manusia yang sangat berbeda pemikirannya,beda keperibadiannya,beda hobby nya,beda jenis kelaminnya *yeheyalahh X_X tapi kita punya visi yang sama.
Sampai akhirnya aku posting cerita ini tepatnya tanggal 25 Maret 2014 kemarin tuh hari selasa kita Anniversary yang ke dua tahun huuuhuhhu uoooo syalala *nyalain petasan tiup-tiup terompet(emangnya taon baruaaan --")
Hah uda ah becanda mulu nih,aku mau cerita serius nih --' ceritanya gini
Saat aku masih kelas 2 SMA di Sekolah favorit sejagat raya dunia akhirat dan hatiku itu,aku punya banyak temen *Alhamdulillah. Saking banyaknya temen aku ga pernah terpikir buat pacaran bahkan suka sama orangpun aku ga keingetan. Yaa walaupun pernah aku suka sama kaka kelas yang tapi hanya sekedar suka dan tidak ada kata mendambakan.
Okayy lanjut lagi,jadi yang menjadi pendamping aku merayakan anniv jadian iki sopo? Itu dia jawabannya dia itu temanku,huuffftt *tarik napas senyum-senyum sendiri menatap langit-langit(so romantis).
Aku ingat,2 tahun lalu tepat nya tanggal 25 Maret tahun 2012 jam 20 lebih 12 ada yang menyatakan perasaan yang sudah lama terpendam katanya *hahhayyy,dia anak unyu2 bangettt,lumayan lama aku mengenalnya secara gitu kita temen,satu angkatan pula aku ga nyangka dia bakal nembak aku secepet itu yaa walaupun sebenernya aku nunggu dia ngomong itu hihi karena aku juga udah tau dia suka sama aku seiring dengan sering bangetnya kita di pojokin sama temen2 kalo aku lagi berdua sama dia,yaa dari situ juga lah aku mulai menyukainya *cieecieeciee aaah ceman ceman kalian berjasa sekali. Aku ga jatuh cinta duluan nih,aku juga bingung kenapa aku bisa suka sama dia,setelah sekian lama aku ga jatuh cinta entah mengapa aku bisa melabuhkan hati ku padanya. Okeh aku pastikan aku jatuh cinta pada orang yg tepat,akhirnya kita jadian ditanggal itu. Waaaa rasanya itu kaya naik onta menuju bulan --' *gimana yah rasanya??
Akhirnya kita jalanin hubungan ini susah seneng suka duka kita lalui bersama bahkan sifat aslinya dia mulai keliatan,ada yang bikin aku ilfeel tapi yaaa aku mencintainya aku juga harus mencintai seluruhnya termasuk kekurangannya ini yang membuat saling pengertianlah kita :) .
Tak kalah bahagianya anniv kita yang ke 2 tahun ini kita rayain berdua,dengan suka cita,rasanya waktu dan dunia ini hanya milik kita berdua,tapi mungkin tak ada yang percaya karena kita ini berjauhan yaa kita LDR sudah hampir 8 bulan,aku harus tinggalin dia disana karena sebuah cita-cita. Karena kita sudah commit untuk menjalani ini meski terpisah jarak tapi kita gak akn berpisah mengikuti jarak biarlah jarak yang memisah raga kita tapi hati ini akan selalu membuat kita satu :'(. Yaa ga bohong sih banyak banget godaannya selama LDR ini,cemburuan lah,curigaan lah sampe kangen yang tak tersampaikan akhirnya marahanlah,tapi kita bisa mengatasi itu. Kalo ga bisa ga mungkinlah aku posting ini.
Okey ini anniv yang sangat mengesankan juga mengharukan,dia ngucapin anniv cuma lewat telpon dan dia bela2in nelpon malem2 padahal aku tau banget dia itu ga bisa tidur malem demi hari spesial kita,kita bahagia dihari indah kita ini :) .
Kata yang paling aku ingat,dia bilang "aku telah memilihmu untuk aku cintai karena aku yakin kamu yang terbaik untukku" gak lebay tapi aku terharu beneran,aku tau dia cuek ketika dia ngomong yang serius dia itu pasti serius,akhirnya aku yakinin diri aku buat tetep sama dia selamanya no ending :* aminn...

Kita habiskan hari itu berdua kita cerita juga nostalgia,rasanya kaya baru pertama kali jadian,aku juga ga sabar pengen cepet pulang dan bertemu dengannya,uuuhhh rasanya tuuuuuhhh ga bisa dijelasin deh bahagianya.

Yaudah udah dulu deh ceritanya,kalo ditulis semua nanti kamu  bacanya bisa 7 bulan 7minggu 7hari 7jam 7menit 7detik *aaahh apasih.
Yaudah yaaa byeee :*

Selasa, 07 Januari 2014

I love you so much much much :*

Aku lelah? Tidak tidak bukan itu namanya,mungkin aku hanya ingin istirahat duduk sebentar dan bersandar yaah tepat aku ingin bersandar d bahu y,d peluk juga,pelukan terhangat yang melebihi kehangatan cahaya yg bersinar di pagi. Mah ayah? Merasakan apa yang anak nakalmu ini rasakan?
Maaf jika hanya pedihku saja yang mamah ayah rasakan,tapi aku mohon mamah ayah tunggulah sebentar,sebentar lagi aku sampai disana,di titik yang aku rindukan, mah ayah percayalah aku bisa melukis senyum indahmu lagi aku janji aku janji !!
Tak ada yg kupikirkan lagi selain senyum kebanggaan dari mu ayah mamah. I Love you so much much much :*