Rabu, 07 Mei 2014

Pergi adalah cara terbaik mencintai

Langit malam memang gelap,tetap gelap. Tapi malam ini terasa benar-benar gelap. Bulan yang menyinari seolah bersembunyi direlung hati yang masih tersakiti. Bintangpun seolah tak ingin datang tuk sekedar menghias diri yang benar-benar terlukai.

Pria itu masih berlari-lari dalam ingatannya. Menatap dengan senyum yang hangatnya mengalahkan sinar pagi hari.

"Tapi siapa yang merubah ini? Siapa yang inginkan seperti ini? Apa salahku yang membuat semua begini?" Macam-macam pertanyaan yang berbentuk hujatan Ia lontarkan dalam batinnya. Tak pernah bisa menerima apa yang harus Ia rasakan.

"Maaf aku sudah tak tahan denganmu" ucapan terakhir yang keluar dari mulut manis yang selama ini Ia usahakan untuk tak mengucapkannya. Tapi apalah daya hatinya sudah tak kuasa meyakini apa yang harus Ia yakini.

Menjalin hubungan selama 3 tahun bukan hal mudah untuk langsung melupakan. Ia tak menampik bahwa hatinya masih mencintai lelaki itu. Batinnya masih memanggil-manggil ingin kembali. Tapi itu tak Ia lakukan. Kepergiannya adalah cara terbaik untuk mencintai lelaki itu. Lelaki yang berulang kali terpergok olehnya bermesraan bersama sahabatnya sendiri Richard.

********

Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti
program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di
Facebook dan Twitter @nulisbuku
Peserta wajib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon komentar yang bijak dan membangun yah.